Andalan

Timun Mas

Pada sebuah desa hiduplah seorang perempuan yang bernama Mbok Srini. Mbok Srini sangat ingin memiliki seorang anak. Setiap hari Mbok Srini selalu pergi ke hutan untuk mencari sebuah kayu bakar. Pada suatu hari di tengah-tengah hutan, ia bertemu dengan seorang raksasa yang terlihat sangat menyeramkan.

Raksasa itu berkata dengan suara yang sangat menyeramkan, “Hei, perempuan tua. Kemarilah aku akan memberimu sesuatu.”

Raksasa itu memberikan beberapa benih, “tanamlah itu, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan dari benih tersebut. Jika kau sudah berbuah berbagilah hasilnya denganku”. Mbok Srini hanya mengangguk, setelah itu ia langsung pulang ke rumahnya dan menanamnya.

Keesokan harinya benih itu berbuah, terlihat ada mentimun yang bersinar di kebun itu, Mbok Srini segera membelah mentimun emas yang paling besar. Dia terkejut didalamnya terdapat seorang bayi.

“Jadi ini yang dimaksud” , kata Mbok Srini. Lalu dia memberikan nama Timun mas kepada anak tersebut.

Saat kembali ke hutan, Mbok Srini bertemu kembali dengan raksasa, “oh, kau sudah kembali jadi bagaimana hasilnya? Kau harus menepati janjimu.”

“Bagaimana cara membagi seorang anak perempuan?” tanya mbok sirini

” itu gampang wanita tua, kau rawat dia sampai umur 17 tahun, setelahnya kau berikan kepadaku” ujar raksasa tersebsrini

“Baiklah anak ini menjadi miliku sampai umur 17 tahun” ujar mbok srini


17 tahun berlalu, timun mas tumbuh menjadi wanita yang cantik, dan tiba waktunya untuk bertemu sang raksasa. Mbok Srini menyuruh timun emas untuk bersembunyi di dalam rumah dan pergi kesisi lain saat raksasa kembali ke hutan.

“Wanita tua, dimana anakmu? Sekarang sudah 17 tahun, waktunya untuk menepati janjimu” , teriak raksasa dari luar rumah.

“Dia sedang mandi di sungai tuan raksasa, kau mungkin tidak suka makanan yang bau” , kata mbok srini.

Timun mas segera berlari ke sisi lain hutan untuk menghindari raksasa, namun raksasa yang sudah curiga kembali dan melihat timun mas yang berlari, sontak dia mengejar timun mas. “Mau lari kemana kau?”, teriak raksasa.

Teringat nasihat ibunya, timun mas menaburkan benih timun yang sekejab berbuah itu membuat raksasa yang kelaparan berhenti sebentar dan memakan timun tersebut.

Tak berhenti di situ, raksasa mengejar timun mas lagi, lalu timun mas melemparkan biji duri dan tumbuhlah duri-duri yang besar sehingga melukai raksasa, namun itu tidak menghentikan raksasa.

Timun mas sudah kelelahan dan akhirnya dia melemparkan terasi yang berubah menjadi lumpur hisap, raksasa yang sudah terluka tak bisa keluar dari lumpur hisap tersebut.

“Tolong…. Tolong” , raksasa itu mati dalam lumpur hisap tersebut.

Timun mas kembali ke Mbok Srini, keduanya terlihat bahagia karena raksasa sudah tidak ada.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai